Petambak Keluhkan Debu Tambang PT. PUL
MALILI, BERITALUTIM.COM- Sejumlah petambak disekitar tambang PT. Prima Utama Lestari (PUL) mengeluhkan dampak tambang yang beroperasi disekitar lingkungan tambak mereka. Sebab, disekitaran Pelabuhan PT. PUL banyak tambak milik warga. Diduga debu yang masuk ke tambak membuat air berwarna merah.
Tidak hanya itu, diduga debu yang masuk ke empang disekitaran Pelabuhan PT. PUL yang terkena dampak mengandung zat besi.
“Zat besi itu berpengaruh terhadap pertumbuhan udang dan ikan, bahkan jika terlalu banyakmi zat besinya mati udang, sekarang udangku sudah mati, setiap hari ada yang mati karna airnya jelek,” kata salah satu warga, pemilik empang yang enggan ditulis namanya, Sabtu (18/1/2020).
Ia sangat berharap kepada pihak terkait Pemerintah Kabupaten Luwu Timur agar memperhatikan warga disekitaran tambang PT. PUL yang terkena dampak.
“Kita itu kalau bonang (air besar) mauki kasi masuk air di empang, sekarang tidak bisa maki sembarang kasi masuk air karna merah air, kebanyakan mengandung zat besi, itu sangat berbahaya terhadap perkembangan bagi udang dan ikan,” tambahnya.
“Air sungai merah, nah kita klau bonang mauki kasi msuk air, na disituji bonang kesempatanta kasi msuk air karna itu air paling bagus tapi apa sekarang ndak bsaki karna air keruh,” tambahnya lagi.
Dirinya menuturkan, PT. PUL memiliki water tank tetapi hanya menyiram sepotong sepotong, kadang siram kadang tidak, seharusnya kalau tambang itu harus selalu disiram tanahnya supaya debu tidak ada.
Tidak hanya itu menurutnya, mobil dump truck membuat tanah goyang pada saat lewat, pematang empang ikut goyang itu juga menyebabkan udang jadi stres.
“Saya bukan cuman empang ku kupikir, tapi saya berfikir kedepannya, disitu area tambang PT. PUL juga terlalu dekat dengan pemukiman warga,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan