BERITALUTIM.COM – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Luwu Timur mengaku belum mendapatkan distribusi pupuk subsidi tambak dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.
Sejak tahun 2021 pupuk subsidi tambak bukan lagi ditangani oleh Kementrian Pertanian RI, melainkan di Kementrian KKP RI.
Kepala DKP Luwu Timur, Alimuddin Natsir mengatakan pupuk subsidi petani tambak, sejak 2021, 2022 dan tahun ini tidak ada.
“Sampai sekarang belum ada penyampaian dari kementrian, setelah dilakukan koordinasi,” kata Alimuddin, Jumat (27/01/2023).
Alimuddin menambahkan belum ada kabupaten dan kota di Sulsel, bahkan Indonesia mendapat distribusi pupuk subsidi tambak dari KKP RI.
“Jadi tidak benar kalau ada daerah lain dapat pupuk subsidi untuk tambak,” imbuh Alimuddin.
Sesuai koordinasi, kata Alimuddin ke DKP Sulsel, tidak ada distribusi pupuk subsidi tambak turun ke daerah dan Informasi itu diterima DKP Sulsel juga dari Kementrian KKP RI, bahwa 2022 sampai sekarang, pupuk subsidi tambak tidak ada yang disalurkan.
“Namun tahun 2023 sementara dibahas, kemungkinan dalam bentuk sarana dan prasarana,” jelasnya.
Ia menambahkan, Dirjen Perikanan dan Budidaya KKP telah menyurat ke DKP kabupaten dan provinsi. Dirjen bersurat untuk permintaan mengirimkan rencana kebutuhan pupuk subsidi tambak 2022, saat itu.
Surat ini kata Alimuddin sudah ditindaklanjuti, dengan mengirimkan sebanyak jumlah kelompok budidaya perikanan 139 kelompok dengan jumlah pembudidaya 249 orang.
Kemudian total luas lahan reel 8.386 Ha, dengan kebutuhan pupuk urea subsidi sesuai kriteria 3.294.400 kilogram atau setara dengan 3.294 ton.
“Data yang diminta oleh dirjen itu sudah kami kirim semua, kami daerah sisa menunggu dari kementrian KKP RI,” katanya.
Karena pupuk tidak ada, DKP Luwu Timur mengambil langkah alternatif untuk petani tambak.
“Sebenarnya kami tidak bisa tidur nyenyak kalau tidak ada pupuk, makanya kami ambil alternatif lain untuk petani,”
Pertama, memberikan pelatihan pakan mandiri, bantuan kelompok sarana dan prasarana.
“Alhamdulillah di Tabaroge, Kecamatan Wotu sudah berhasil,” ujar Alimuddin.
Kedua kata dia, penyuluh sudah berinovasi, dimana limbah ikan dijadikan pakan mandiri.
Penyuluh juga menciptakan probiotik dimana merubah pembusukan yang bisa membunuh ikan jadi makanan ikan.
“Dengan inovasi ini, produksi kami meningkat dari tahun ke tahun, pupuk subsidi itu perangsang, petani sudah banyak alternatif,” kata Alimuddin.
Adapun produksi ikan tambak dan laut 2021 sebanyak 315.585.50 ton dan tahun 2022 sebanyak 318.944.61 ton.