Ibu-Ibu di Mangkutana Berjuang Demi IBAS-Puspa: Baliho Terpasang, Anak Tetap Digendong

BERITALUTIM.COM – Dalam dinamika politik menjelang Pilkada Luwu Timur, militansi pendukung calon Bupati dan Wakil Bupati, Irwan Bachri Syam dan Puspawati Husler (IBAS-Puspa), semakin terlihat nyata.

Salah satu cerita inspiratif datang dari Kecamatan Mangkutana, di mana seorang ibu, Hasriani Lukman, menjadi simbol perjuangan dan dedikasi tanpa henti.

Tanpa menghiraukan lelah, Hasriani dengan tekun memasang baliho pasangan IBAS-Puspa di wilayah Mangkutana. Hal yang membuat aksinya luar biasa adalah dia melakukannya sambil menggendong anaknya.

Momen ini kemudian dibagikan di beranda Facebook miliknya, yang dengan cepat menarik perhatian publik. “Pancakarsa, Kecamatan Mangkutana, tempat ibu Natalia. Pemasangan baliho yang saya lakukan sendiri,” tulisnya di salah satu unggahannya.

Kisah perjuangan Hasriani tidak berhenti di satu lokasi. Saat persediaan baliho di Mangkutana habis, dia tak ragu menyeberang ke kecamatan tetangga, Tomoni, untuk mendapatkan pasokan baliho tambahan. “Terima kasih Korcam Tomoni, H Ahmadi, telah memberikan saya baliho di saat Mangkutana kehabisan baliho,” tambahnya dalam unggahan lainnya di akun Facebook miliknya.

Gerakan ini tidak hanya menjadi aksi individual. Di berbagai acara kampanye IBAS-Puspa, ibu-ibu lainnya juga turut menunjukkan militansi mereka. Dengan swadaya, mereka menyediakan konsumsi dan kebutuhan lainnya untuk acara Ibas-Puspa.

Bagi mereka, bekerja tanpa surat tugas bukanlah penghalang, melainkan sebuah pilihan untuk memperjuangkan kemenangan calon yang mereka yakini mampu membawa perubahan positif.

“Bekerja tanpa surat tugas. Itu sudah jadi pilihan saya, IBAS-Puspa menang,” tulis Hasriani, menegaskan keyakinannya terhadap pasangan calon ini.

Dukungan semacam ini memperlihatkan bahwa Pilkada bukan hanya soal pertarungan elit politik, tetapi juga tentang bagaimana para pendukung di lapangan berjuang untuk calon mereka.

Dalam hal ini, pasangan IBAS-Puspa bisa merasa optimis, karena mereka memiliki pendukung yang begitu loyal dan berani, seperti ibu-ibu di Mangkutana.