Budiman Menangis Ceritakan Kisahnya Dengan Almarhum Thorig Husler Usai Pelantikan
MALILI, BERITALUTIM.COM- Usai resmi dilantik Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah sebagai Wakil Bupati Luwu Timur, Budiman menceritakan kisahnya bersama dengan Almarhum Thorig Husler semasa hidupnya.
Budiman menceritkan kisahnya dengan almarhum Thorig Husler saat berada Room Aster lantai 5 Claro Hotel Makassar dihadapan masyarakat Luwu Timur yang ikut hadir menyaksikan pelantikan, Jumat (26/2/2021).
Saat itu, Budiman didampingi istrinya Sufriaty dan isri Almarhum Thorig Husler, Puspawati Husler. Budiman menceritakan kisah awal mendampingi Husler sebagai Calon Wakil Bupati hingga saat menjabat sebagai Staff Ahli dengan menitihkan air mata.
“Saya sadar betul saya bukan apa-apa kalau bukan pak Husler yang memanggil saya, secara politik saya bukan siapa-siapa dan juga dari segi jabatan. Tapi karna ketulusan pak Husler satu keluarga, saya tidak pernah menghadap sama beliau, saya dipanggil oleh beliau,”
“Ia sampaikan kepada saya, karna tidak pernah menyebut nama saya kalau Almarhum dia panggil sama saya dek, saya waktu opu juga wakil bupati juga seperti kamu. Kemudaian dia sampaikan kepada saya, saya, keluarga saya sudah di Luwu Timur semua dek saya titip itu untuk kamu. Setalah saya jadi Bupati kamu jadi Bupati,”
“Kenapa saya sampaikan karena saya cinta, karena orang tidak pernah tahu bagaimana hubungan saya dengan beliau, saya pernah sampaikan saya ini biar kita tempatkan dimana saja saya pasti bantu angaplah saya ini sebagai adekta. Istri saya tidak pernah dapat jabatan saya tidak pernah persoalkan karna dia kakak saya hubungan saya tidak pernah retak hanya karna persoalan politik,”
“Saya waktu Staff Ahli selalu beliau katakan kalau ke Makassar dek cari kegiatan saya bilang saya minta maaf saya tetap menjaga marwahta sebagai Bupati kalau saya berdiri saya tidak pernah sejajar kalau dia duduk saya tidak pernah berdampingan karnna saya jaga marwahnya sebagai Bupati,”
“Saya sampaikan, supaya kita paham kalau saya ini jadi Wakil Bupati itu atas kemauan pribadi Almarhum beserta keluarganya. Saya tahu persis dinamika jadi wakil luar biasa. Beliau tidak pernah tanya berapa uangmu, tidak pernah ditagih, saya tidak pernah ditekan dia hanya bilang sabar dan sabar, tidak pernah dia menekan harus kampanye dimana.”
“Waktu saya Staff Ahli saya berdekatan ruangan, orang tidak pernah tau kalau pagi-pagi beliau sudah ada dikantor saya pagi-pagi sudah ada dikantor belum ada orang, saya bercerita,”
“Itulah mungkin kesan-kesan saya dengan Almarhum yang hampir orang tidak pernah tahu kenapa saya jadi wakilnya. Saya secara pribadi dan keluarga mohom maaf kalau ada yang kurang berkenang,”
Budiman juga menceritakan momen pertama dan terakhir mencium tangan Almarhum saat hari perhitungan suara.
“Pada tanggal sembilan tidak ada tanda-tanda itu yang pertama dan terakhir saya cium tangan beliau karna selama ini Almarhum saya kenal memang tidak mau dicium tangannya,” ungkap Budiman.
Tinggalkan Balasan