Material Kayu di Sungai Malili Bukan dari Tambang PT CLM, Tapi Kiriman dari Sulawesi Tenggara
BERITALUTIM.COM – Hasil investigasi dari Dinas Lingkungan Hidup bersama dengan PT Citra Lampia Mandiri (CLM) telah menyimpulkan bahwa banyaknya material kayu yang hanyut di Sungai Malili bukan berasal dari aktivitas pertambangan PT CLM. Melainkan, berasal dari kiriman dari daerah Larui, Sulawesi Tenggara, yang saat ini mengalami banjir.
“Anda Makarakka mengungkapkan, ‘Kita sudah melakukan investigasi sampai di batas Sulawesi Tenggara, mendapati di Larui Sulawesi Tenggara sedang terjadi banjir bandang. Sungai Larui ini terhubung dengan sungai Pongkeru, sehingga sampah kayu yang terbawa air tersebut sampai ke sungai Malili karena berada di Hilirnya. Jadi sampah kayu ini bukan dari areal PT CLM, melainkan kiriman dari Larui Sulawesi Tenggara,'” ungkap Andi Makarakka pada hari Sabtu (24/02/2024).
Menurut Andi Makarakka, warga Malili diimbau untuk tidak terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas yang berpotensi mengadu domba antara warga dan PT CLM. Beliau menjelaskan bahwa di wilayah hulu sungai Pongkeru, terutama daerah Sulawesi Tenggara, saat ini sedang terjadi pembukaan lahan tambang. Hal ini menjelaskan adanya banjir bandang yang menghanyutkan material sampah kayu sampai ke Luwu Timur.
Lebih lanjut, Andi Makarakka menyatakan bahwa banjir kali ini tidak seperti biasanya. Banjir dengan warna air seperti warna lempung (tidak merah) dan membawa material kayu mulai dari pagi hingga siang hari, merupakan banjir kiriman dari hulu sungai Pongkeru yang masuk wilayah Sulawesi Tenggara.
Saat melakukan investigasi, masyarakat di Desa Larui, Kecamatan Tolala, Provinsi Sulawesi Tenggara, juga mengakui terjadi banjir besar pada tanggal 22 Februari malam yang menyapu dan membawa semua material di bantaran Sungai.
“Saya juga sudah melihat video banjir yang dikirim oleh Kepala Desa Larui melalui Tim DLH Lutim, warna air luapan banjir persis sama dengan yang didapatkan di sungai Pongkeru Dusun Labose Desa Pongkeru yaitu mirip warna lempung berlumpur,” terang Andi Makkaraka, yang menegaskan bahwa material kayu tersebut bukan berasal dari areal tambang PT CLM. Tutupnya.
Tinggalkan Balasan